Menolakbudaya asing di dalam komunitasnya. Pemimpinnya dipilih berdasarkan garis keturunan. 2). Masyarakat Modern. Ini adalah jenis masyarakat yang sudah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru, serta menggunakannya sehari-hari. Umumnya masyarakatnya sangat terbuka dengan hal-hal baru dan sering berinteraksi dengan masyarakat luar.
Halsenada juga dijelaskan oleh Rahma Titi Larasati dalam penelitiannya bahwa keterbatasan waktu yang dialami guru tersebut, menyebabkan guru enggan menulis karya tulis ilmiah.Guru enggan menulis KTI karena lebih mengutamakan tugas administratif yang juga menyita tenaga dan pikiran disamping tuntutan profesi yang lain.Guru berpikir bahwa penulisan KTI dalam rangka PKB bukan menjadi prioritas
Sikapmasyarakat yang tidak mau menerima hal-hal baru dari luar seperti yang dilakukan oleh orang-orang tua yang konservatif karena trauma terhadap penjajahan adalah penghambat perubahan sosial budaya yang berupa. A. sikap tradisional masyarakat B. didikan yang terhambat C. kepentingan yang tertanam dengan kuat D. prasangka terhadap hal-hal baru.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Apakah ada perbedaan antara keadaan sekarang dan beberapa tahun yang lalu? Pasti ada bukan? Ya, begitulah masyarakat, selalu mengalami perbedaan dari masa ke masa. Misalnya, cara berpikir masyarakat akan mengalami perubahan, contohnya adalah perubahan dari berpikir magis ke rasional. Selain itu terdapat perubahan dalam penggunaan alat dari tradisional ke alat yang lebih modern pula. Sadar atau tidak sebetulnya perubahan sosial terjadi karena terjadi perubahan budaya pula. Bahkan, perubahan sosial merupakan salah satu bagian dari perubahan kebudayaan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Berikut adalah berbagai pemaparan yang dapat menjawabnya. Perubahan sosial adalah bagian dari perubahan kebudayaan yang mencakup hal-hal seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat yang disebabkan oleh perubahan pada sistem sosial, struktur, dan fungsi masyarakat Davis dalam Soekanto, 2014. Maksudnya, kebudayaan tentu menjadi garda terdepan perubahan karena merupakan penyeleksi paling awal dari norma dan aturan yang akan diikuti oleh masyarakat. Mengapa? karena budaya adalah segala hasil cipta rasa karsa manusia, termasuk berbagai gagasan dan pendirian yang diambil oleh suatu masyarakat. Perubahan budaya meliputi perubahan filosofi hidup, cara belajar, alat transportasi, alat komunikasi, dan bidang budaya lainnya. Perubahan sosial sendiri terjadi akibat dari sistem sosial, struktur, dan fungsi masyarakat yang telah berubah melalui perubahan kebudayaan. Beberapa perubahan sosial yang dimaksud misalnya perubahan perilaku remaja, perubahan nilai dan norma dalam masyarakat, perubahan pada peran perempuan dan laki-laki serta masih banyak lagi perubahan lainnya. Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa perubahan sosial dan perubahan budaya saling berkaitan. Dengan demikian, perubahan sosial budaya merupakan penggunaan istilah yang dapat digunakan untuk mencakup kedua jenis perubahan yang terjadi. Bagaimana bentuk konkret dari perubahan sosial? Berikut adalah pemaparannya. Bentuk Perubahan Sosial Perubahan sosial budaya dalam masyarakat sangat beragam baik dalam bentuk maupun jenisnya. Oleh karena itu, untuk mempermudah mempelajarinya bentuk perubahan sosial budaya perlu diklasifikasikan. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 90 berikut ini adalah klasifikasi bentuk perubahan sosial. Bentuk Perubahan Sosial Budaya dilihat dari waktunya terdiri atas Revolusi; dan Evolusi. Sementara itu, bentuk Perubahan Sosial Budaya dilihat dari pengaruhnya meliputi Besar; dan Kecil. Bentuk Perubahan Sosial Budaya berdasarkan perencanaannya terbagi atas Direncanakan; dan Tidak Direncanakan. Intinya terdapat tiga jenis perubahan dari kacamata pemicunya, dan jenis-jenis pemicu perubahan tersebut memiliki bentuknya masing-masing. Berikut adalah penjelasan masing-masing kelompok dan bentuk-bentuk perubahan sosial budaya. Bentuk Perubahan Sosial Budaya Dilihat dari Waktunya Perubahan sosial yang terjadi mempunyai kecepatan atau waktu yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Pada masyarakat tradisional kecepatan perubahan sosial budaya akan lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat modern. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan masyarakat modern lebih terbuka dan heterogen dibandingkan dengan masyarakat tradisional. Bentuk perubahan dilihat dari waktunya meliputi evolusi perubahan sosial lambat, dan revolusi perubahan sosial cepat. Perubahan Sosial Lambat Evolusi Perubahan sosial lambat atau evolusi merupakan perubahan sosial yang memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang terjadi secara lambat. Biasanya perubahan lambat ini terjadi pada masyarakat tradisional. Perubahan yang terjadi kecil dan cukup lama sehingga mereka seolah tampak tidak mengalami perubahan. Contoh perubahan sosial lambat adalah perubahan masyarakat dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam dan berternak, masa pertanian, dan masa perundagian membutuhkan waktu yang lama untuk berubah dari masing-masing masa. Perubahan Sosial Cepat Revolusi Revolusi adalah perubahan sosial yang berlangsung dalam waktu yang cepat dan hal-hal mendasar dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. Contoh perubahan sosial cepat adalah revolusi industri yang terjadi pada sekitar tahun 1750-1850. Ya, memang tetap cukup lama, namun 100 tahun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perubahan masa perburuan ke masa pertanian yang memakan waktu berabad-abad. Perubahan besar apa saja yang terjadi sebagai akibat dari revolusi industri? Perubahan besar terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Revolusi industri membawa akibat dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain sebagai berikut. Proses mekanisasi dalam usaha industri. Perdagangan makin berkembang. Transportasi lancar. Berkembangnya urbanisasi. Terjadinya kesenjangan sosial. Perubahan Sosial Budaya Dilihat dari Pengaruhnya Terdapat perubahan yang pengaruhnya kecil dan besar. Berikut adalah pemaparan masing-masing perubahan dilihat dari pengaruhnya. Perubahan Sosial yang Pengaruhnya Kecil Perubahan sosial yang pengaruhnya kecil merupakan perubahan yang tidak membawa perubahan pada unsur struktur sosial masyarakat. Selain itu perubahan yang pengaruhnya kecil hanya dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar masyarakat. Contoh perubahan sosial yang pengaruhnya kecil adalah perubahan tren gaya rambut dan pakaian. Kita semua atau setidaknya teman dan saudara kita pasti pernah memotong rambut sesuai dengan gaya terbaru yang sedang tren. Saat memilih baju juga kita akan memilih yang sesuai dengan model saat ini. Namun terkadang tren seperti itu hanya diikuti sebagian kecil orang kemudian berlalu begitu saja. Perubahan yang Pengaruhnya Besar Perubahan sosial yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang membawa perubahan besar dalam sendi-sendi kehidupan pada suatu masyarakat. Intinya, perubahan ini membawa pengaruh besar terhadap berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Contoh perubahan sosial yang pengaruhnya besar meliputi industrialisasi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat. Misalnya industrialisasi memicu perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem mata pencaharian masyarakat agraris bertani menjadi masyarakat industri produksi massal menggunakan pabrik. Perubahan Dilihat dari Perencanaannya Ada perubahan yang direncanakan seperti berbagai rencana pemerintah yang ingin memajukan rakyatnya, ada juga perubahan yang terjadi secara tidak disengaja. Perubahan Sosial yang Direncanakan Planned Change Perubahan sosial yang direncanakan atau planned change merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. Salah satu contoh perubahan yang direncanakan adalah pembangunan jalan. Kondisi jalan di Indonesia berbeda-beda, terdapat jalan yang sudah tertata dengan baik, misalnya beraspal mulus, dan terdapat jalan yang kondisinya belum beraspal. Pembangunan jalan direncanakan oleh pihak-pihak yang merencanakan perubahan atau biasa disebut agent of change. Siapa yang dapat dikategorikan sebagai agent of change? Pemerintah, masyarakat, atau tokoh masyarakat dapat menjadi contoh pihak yang berperan dalam merencanakan perubahan. Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan Unplanned Change Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Contoh perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah bencana alam seperti gunung meletus, gempa, banjir dan sebagainya yang akan membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan terkadang dapat terjadi sebagai akibat perubahan yang direncanakan. Sebagai contoh, perubahan penggunaan traktor dalam teknologi pertanian merupakan sebuah perubahan yang direncanakan. Kemajuan dan penerapan teknologi tersebut tentunya menguntungkan petani karena menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Namun di sisi lain menimbulkan dampak yang tidak direncanakan, misalnya, banyak buruh tani kehilangan pekerjaan karena tenaganya telah digantikan mesin. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya Pada dasarnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat disebabkan karena ada sesuatu yang dianggap sudah tidak memuaskan, kebosanan masyarakat terhadap sesuatu yang ada, dan juga karena menyesuaikan diri dengan faktor yang baru. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 97 faktor penyebab perubahan sosial budaya meliputi bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan baru, konflik, terjadinya pemberontakan/revolusi, perubahan lingkungan alam, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertambah dan Berkurangnya Penduduk Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh jumlah penduduk suatu kota mengalami peningkatan yang besar karena adanya urbanisasi. Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan yang ditempati serta berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Maka terjadilah banyak perubahan sosial budaya di kota tersebut. Bagaimana dengan faktor berkurangnya penduduk? Wilayah yang ditinggalkan oleh penduduknya juga dapat menyebabkan banyak lahan yang terbengkalai, wilayah tersebut menjadi kurang berkembang karena banyak tenaga produktif yang pindah ke kota, dan sebagainya. Pengelolaan bonus demografi yang tepat akan membawa dampak positif terhadap perubahan sosial budaya masyarakat. Apa yang dimaksud dengan bonus demografi ? Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif Oleh karena itu, penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari dalam masyarakat berkaitan dengan demografi adalah faktor bertambah dan berkurangnya penduduk. Penemuan Baru Ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan serta kesadaran akan kekurangan dalam kehidupan masyarakat membuat mereka terus menggali hal-hal baru yang dapat memuaskan mereka. Keadaan semacam ini kemudian membuat banyak penemuan baru diciptakan atau diperbarui. Contohnya adalah kecanggihan aplikasi handphone yang berkembang saat ini sudah tidak diragukan lagi. Apa yang melatarbelakangi pembaruan handphone ? Awalnya handphone ditemukan sebagai alat komunikasi suara, kemudian karena masih merasa kurang puas manusia mengembangkan keberadaan handphone untuk komunikasi tulisan atau pesan, kamera, radio, dan internet. Saat ini, aneka aplikasi dapat masuk ke dalam satu telepon seluler canggih ini. Kini aplikasi telepon seluler juga dapat bersaing dengan aplikasi pada komputer yang ukurannya jauh lebih besar. Apa saja perubahan sosial budaya yang terjadi akibat dari penemuan baru? Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang-bidang tertentu. Salah satu contohnya adalah dahulu masyarakat mengakses internet hanya melalui komputer atau laptop. Kini, sekitar 70% atau sebagian besar pengguna internet mengaksesnya melalui telepon pintar. Konflik Konflik atau pertentangan adalah perseteruan yang terjadi antar beberapa kelompok atau individu. Lengkapnya, konflik dapat terjadi antara individu dan individu, antara kelompok dan kelompok, atau antara individu dan kelompok. Penyebab terjadinya konflik pada dasarnya karena adanya perbedaan, baik perbedaan kepentingan, pendapat, kebudayaan, atau antarindividu. Konflik tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Contoh konflik sebagai penyebab terjadinya perubahan sosial yang pernah terjadi di Indonesia di antaranya adalah konflik antara pemerintah RI dan GAM Gerakan Aceh Merdeka. Konflik tersebut terjadi diakibatkan karena perbedaan keinginan yang telah berlangsung sejak tahun 1976. GAM yang pada waktu itu dipimpin oleh Hasan Tiro merupakan gerakan separatis untuk memisahkan diri dari NKRI. Konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun ini mengundang perhatian internasional untuk membantu menanganinya. Namun beberapa kali usaha untuk mendamaikan konflik ini gagal. Akhirnya konflik antara GAM dan NKRI berakhir melalui mediasi penyelesaian konflik dengan menghadirkan CMI Crisis Management Initatives. Setelah terjadinya perdamaian antara GAM dan RI, perubahan sosial budaya mulai terjadi. Berbagai macam pembangunan di Aceh terus berlangsung. Pembangunan ekonomi di Aceh juga jadi mendapat perhatian lebih, sehingga mereka sudah tidak lagi merasa diabaikan pemerintah. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi Revolusi atau pemberontakan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Banyak contoh revolusi atau pemberontakan yang terjadi di dunia ini. Misalnya, tahun 2011 lalu terjadi revolusi di Mesir. Demonstrasi besar-besaran terjadi di Mesir menuntut agar presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun untuk melepaskan jabatannya. Revolusi tersebut berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak. Setelah terjadinya revolusi, Mesir mengalami perubahan besar dalam berbagai bidang. Pada dasarnya pemberontakan terjadi diawali dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap situasi dan kondisi. Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong para pemberontak membuat sistem kekuasaan yang berbeda. Contoh revolusi yang pernah terjadi di Indonesia adalah ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan proklamasi, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah. Setelah kemerdekaan, berbagai perubahan terlihat mengikuti, seperti lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, dan sistem ekonomi. Perubahan Lingkungan Alam Apa yang dimaksud dengan lingkungan alam? Lingkungan alam adalah lingkungan yang sudah ada tanpa harus dibuat oleh manusia. Lingkungan alam di antaranya daratan tanah, perairan, dan udara. Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Bagaimana jika lingkungan alam terganggu dan mengalami kerusakan? Lingkungan alam berkaitan pula dengan perubahan penduduk, ketika terjadi pertambahan penduduk maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu bisa terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya. Peperangan Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan warga masyarakatnya. Perubahan itu dapat terjadi pada cara berperilaku, berpikir ataupun kepribadian dari mereka. Mengapa demikian? Bangsa yang menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah perang. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Kebudayaan dalam masyarakat mempunyai kecenderungan untuk saling mempengaruhi. Dalam masyarakat, pengaruh kebudayaan suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat lain. Hubungan yang terjadi dapat menimbulkan pengaruh timbal-balik. Suatu masyarakat dapat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang mempengaruhinya. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 108 proses pengaruh kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut. Difusi Difusi merupakan proses penyebaran unsur baru, baik berupa alat, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke orang lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Akulturasi Cultural Contact Akulturasi terjadi ketika satu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri asli, tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama. Asimilasi Asimilasi adalah pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun melebur menjadi kebudayaan baru dimana unsur dari masing-masing kebudayaan asli hilang. Penetrasi Penetrasi merupakan proses perembesan unsur budaya kepada suatu masyarakat baik secara damai, ataupun paksaan. Invasi Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan peperangan penaklukan bangsa asing terhadap bangsa lain. Milenarisme Milenarisme yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya Selain faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat terdapat pula faktor yang menghalanginya. Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga dengan faktor penghambat. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 110 berikut adalah faktor-faktor yang menghalangi atau menghambat terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Kehidupan Masyarakat Terasing Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan sosial budaya dengan cepat. Namun sebaliknya apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka perubahan sosial akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Sikap Masyarakat yang Tradisional Siapakah yang disebut dengan masyarakat tradisional? Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Contohnya adalah suku Baduy yang berada di daerah Banten. Mereka masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Suku baduy memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak-anak tidak mereka sekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun-temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. Di masyarakat Baduy Dalam tidak ada teknologi, kendaraan, dan alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan kimia, sampo, sabun, televisi, handphone, dan sebagainya tidak diperkenankan untuk digunakan. Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya dalam masyarakat mereka. Ini adalah pilihan hidup bagi masyarakatnya sendiri, sehingga tidak boleh dipersalahkan. Adanya Prasangka terhadap Hal-hal Baru atau Asing Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus-ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada juga pemerintah yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu masyarakat tidak mengalami perubahan sosial budaya. Contohnya adalah Negara Korea Utara yang sangat tertutup terhadap negara lain. Adat Istiadat atau Kebiasaan Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Biasanya adat bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Sistem adat istiadat telah dijalani dan dinikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat. Bahkan dapat dikatakan akan sangat sulit untuk diterima. Beberapa adat dan kebiasaan yang sulit untuk tergantikan, misalnya mengenai bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian, pembuatan rumah, upacara adat, dan sebagainya. Inilah yang menyebabkan mengapa adat istiadat dan kebiasaan dapat menghambat perubahan sosial budaya. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas IX. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta PT Rajagrafindo.
Pengaruh perubahan sosial budaya terhadap perilaku masyarakat menurut Selo Soemardjan adalah sebagai berikut. a. Hasrat akan perubahan sosial dapat berubah menjadi tindakan untuk mengubah keadaan kalau ada rangsangan yang cukup kuat untuk mengatasi hambatan-hambatan yang merintangi tahap permulaan proses perubahan. b. Orang yang mengalami tekanan kuat dari luar cenderung untuk mengalihkan agresi balasan mereka dari sumber tekanan yang sebenarnya ke sasaran material yang menghimpitnya membuat orang-orang yang tertekan ini secara agresif merusak benda-benda material, seperti toko-toko. c. Orang-orang dapat menolak perubahan karena 1 mereka tidak memahami, 2 perubahan itu bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, 3 khawatir akan risiko yang dialaminya apabila terjadi perubahan, 4 perubahan itu ditolak oleh para pelopor perubahan. d. Perubahan-perubahan cenderung menimbulkan ketegangan-ketegangan yang mengganggu keseimbangan sosial. e. Perubahan yang diprakarsai oleh para pelopor yang bebas dari kepentingan-kepentingan pribadi cenderung berhasil. f. Perubahan yang dimulai dengan pertukaran pikiran di antara para warga yang terlibat cenderung mencapai sukses daripada perubahan yang dipaksakan. g. Perubahan dari pelapisan sosial yang tertutup menjadi terbuka akan diikuti oleh perubahan komunikasi vertikal satu arah menjadi dua arah. h. Perubahan dari pelapisan sosial yang tertutup menjadi terbuka akan mengalihkan orientasi masyarakat dari hal-hal yang bersifat tradisional dan membuat mereka lebih mudah menerima perubahan-perubahan lainnya. i. Makin lama dan makin berat penderitaan yang dialami oleh rakyat makin tersebar luas dan cepat pula kecenderungan perubahan. Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan atau ketidakselarasan di antara unsur-unsur sosial dan budaya dalam masyarakat. Ketidakserasian ini terjadi karena a. Perubahan suatu unsur sosial budaya tidak dapat diikuti penyesuaian oleh unsur-unsur sosial dan budaya yang lain. b. Laju perubahan di antara unsur-unsur sosial budaya tidak selalu seimbang antara satu dan yang lain. Ada unsur yang berubah dengan cepat, tetapi ada unsur-unsur yang berubah dengan laju yang lambat. Keadaan yang demikian dinamakan cultural lag ketimpangan budaya. c. Adanya perubahan sosial budaya yang berlangsung yang menimbulkan keterkejutan di kalangan masyarakat. Keterkejutan akan adanya perubahan sosial budaya yang cepat ini dinamakan cultural shock. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya. Setiap masyarakat dapat dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan dengan hal ini, yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya. Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau adaptasi baru di antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan hubungan di antara unsur-unsur tersebut tetap terjaga. Kemampuan melakukan adaptasi ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Kalau adaptasi terhadap keadaan baru akibat perubahan tidak dapat berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat adalah disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial. Anggota masyarakat merasakan kesulitan menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial. Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai gejala awal sebagai berikut. a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai tujuan yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup bermasyarakat. b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak dapat berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, bahkan sering terjadi pertentangan di antara norma-norma yang ada dalam masyarakat. c. Para anggota masyarakat merasakan kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma dan tujuan masyarakat. d. Timbul pertentangan atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dapat berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial. Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat social equilibrium merupakan keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan keseimbangan dalam masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dan masyarakat benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan akan adanya suatu ketenteraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud untuk menerima suatu unsur yang baru. Akan tetapi, kadang-kadang unsur baru tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya karena masuknya unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan dapat berfungsi secara wajar. Ada kalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan dan secara bersamaan memengaruhi norma-norma dan nilai-nilai kemudian berpengaruh pula pada warga-warga masyarakat. Hal itu berarti suatu gangguan yang kontinu terhadap keseimbangan dalam masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan-kekecewaan di antara para warga masyarakat, tidak mempunyai saluran ke arah suatu pemecahan atau penyelesaian. Apabila ketidakseimbangan tersebut dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian adjustment. Jika sebaliknya yang terjadi, maka keadaan tersebut dinamakan ketidakpenyesuaian sosial maladjustment yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie, yaitu tidak terdapatnya norma-norma yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam masyarakat. Anomie sering terjadi pada masa-masa transisi atau perubahan dari satu keadaan kepada keadaan lain. Misalnya pergantian orde dalam kehidupan politik atau pemerintahan. Dengan demikian, dalam perubahan sosial budaya kita mengenal adanya istilah organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan bagian dari satu kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Disorganisasi atau disintegrasi adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat disebabkan karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan-perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga institutionalized dalam diri warga-warga masyarakat. Menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya, maka sikap kita harus a. bersikap selektif dalam menerima pengaruh budaya lain, b. berpikir yang ilmiah terhadap perubahan, c. mendorog perubahan tersebut ke arah yang lebih baik, d. menerima perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Contoh Perilaku Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya Contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut. a. Contoh positif Perubahan sosial budaya dapat menumbuhkan perilaku yang positif bagi masyarakat, antara lain bersifat inovatif, terbuka, dan lebih praktis. b. Contoh negatif 1 Dekadensi moral Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Beberapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja maupun orang tua, prostitusi, perselingkuhan, dan lain-lain. 2 Kriminalitas Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar norma hukum dan menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa contoh yang termasuk tindak kriminalitas, antara lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan, dan pembunuhan. 3 Konsumerisme Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan penggunaan barang secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang bukan kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier, jika dilakukan secara berlebihan dikategorikan konsumerisme.
Mahasiswa/Alumni Universitas Brawijaya20 Desember 2021 0830Halo Adelio, kakak bantu jawab ya! Jawaban yang tepat adalah D. Prasangka terhadap hal-hal baru. Yuk, simak penjelasan berikut! Perubahan sosial dapat tidak akan pernah terjadi jika terdapat faktor-faktor yang penghambat. Faktor penghambat perubahan sosial merupakan faktor yang menjadi batasan masyarakat untuk tidak melakukan perubahan. Misalnya saja prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing. Dengan prasangka tersebut, masyarakat sudah tersugesti oleh hal-hal luar yang sudah terlanjur dinilai buruk atau akan membawa perubahan yang tidak baik. Dengan demikian, perubahan sosial menjadi terhambat. Contohnya seperti masyarakat konservatif yang menolak hal-hal baru karena trauma terhadap penjajahan sehingga memicu adanya prasangka terhadap hal-hal baru. Terima kasih sudah bertanya dan gunakan Roboguru, semoga membantu ya
jabarkan unsur unsur masyarakat menolak adanya hal hal baru